Longsor di Hulu
Banjir bandang terjadi dalam waktu yang
sangat cepat seolah-olah tanpa peringatan dan berbeda dengan banjir
biasa, dimana permukaan air naik secara perlahan-lahan. Banjir
bandang berpotensi terjadi di kawasan aliran sungai yang terbentuk dari
lembah perbukitan. Penyebab utama banjir bandang adalah terbentuknya
bendungan alami akibat longsornya tanah dari lereng-lereng di sepanjang
aliran sungai. Bendungan alami ini biasanya terbentuk dari hasil
longsoran berupa batu, tanah, dan kayu hasil penebangan liar sepanjang
lereng. Kejadian longsor ini sangat dipengaruhi oleh keadaan geologi
batuan/tanah pembentuk lereng, perpohonan dan kemiringan lereng.
Bendungan alami yang terbentuk karena
longsor ini menyebabkan air hujan dan air yang turun dari lereng-lereng
perbukitan tertampung di atas sehingga terbentuk danau atau tampungan
air dalam jumlah besar. Kian hari air yang terbendung tersebut bertambah
banyak dan ketika bendungan alami tadi tidak sanggup lagi menahan
jumlah air tersebut maka bendungan tersebut akan rusak. Rusaknya
bendungan alami ini menyebabkan tertumpahnya air sekian banyak dan
mengalir melalui lembah dan aliran sungai lama serta menghantam segala
yang ada di depannya. Faktor-faktor penyebab terjadinya tanah longsor
dapat dilihat pada gambar 1 di atas.
Melihat proses kejadiannya, banjir
bandang ini tidak bisa di kategorikan sebagai bencana hidrologi murni
melainkan bencana geologi karena ada proses geologi berupa tanah longsor
sebagai penyebab utama terbentuknya bendungan alami.
Banjir Bandang Padang (24 Juli 2012)
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) mencatat, banjir bandang Padang terjadi pada hari Selasa (24/7)
pukul 18.30 wib yang diawali hujan deras di hulu sungai sejak pukul
16.30 wib sampai pada pukul 23.00 wib curah hujan masih tinggi. Daerah
yang terlanda banjir bandang meliputi daerah: Ilir Sungai Lubuk Kilangan
sampai ke Ujung Tanah, Sungai Kurao Pagang, terendamnya Perumahan di
Banda Gadang Gunung Pangilun dan Bantaran Hulu sampai Hilir Sungai
Batang Kuranji meliputi daerah Limau Manis, Kuranji, Siteba.
Pada Gambar di atas terlihat jelas
bentuk lembah-lembah yang membentuk aliran sungai di atas kota Padang.
Di sepanjang lembah-lembah tersebut sangat dimungkinkan terjadinya
longsor yang membentuk bendungan alami. Banyaknya bongkahan kayu yang
terbawa oleh banjir bandang ini mengindikasi adanya penebangan pohon di
kawasan lereng yang menjadi penyebab terjadinya longsor. Garis merah
putus menunjukkan dugaan genangan banjir bandang. Banjir bandang
tersebut juga terjadi setelah adanya hujan selama 6 Jam dan ini
mengindikasikan bahwa bendungan dan danau alami sudah ada sejak lama di
atas sekitar lembah-lembah permukitan. Hujan 6 Jam ini hanya sedikit
menambah jumlah volume air tampungan namun mempunyai andil besar
dalam mengerus bendungan alami sehingga jebol dan terjadilah banjir
bandang.
Read more: http://www.ibnurusydy.com/memahami-banjir-bandang/#ixzz22i4cOrxu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar