Sabtu, 04 Agustus 2012

Memahami Banjir Bandang Padang JULI 2012



Banjir bandang merupakan salah satu bencana yang sering “memakan” banyak korban. Waktu kejadiannya bisa dipastikan setelah hujan lebat atau di musim penghujan. Dalam istilah inggris, ada yang menamakan banjir bandang sebagai flash flood karena datangnya sangat cepat (flash) dan ada juga yang menamakannya debris flow (aliran bahan rombakan). Penulis sendiri lebih memilih istilah debris flow untuk banjir bandang karena ketika banjir bandang terjadi, ianya membawa bahan rombakan (air, tanah, batu, dan kayu). Bahan rombakan ini bisa menambah momentum air (massa x kecepatan) sehingga apa saja yang ada di depannya pasti disapu bersih.
Longsor di Hulu
Banjir bandang terjadi dalam waktu yang sangat cepat seolah-olah tanpa peringatan dan berbeda dengan banjir biasa, dimana permukaan air naik secara perlahan-lahan. Banjir bandang berpotensi terjadi di kawasan aliran sungai yang terbentuk dari lembah perbukitan. Penyebab utama banjir bandang adalah terbentuknya bendungan alami akibat longsornya tanah dari lereng-lereng di sepanjang aliran sungai. Bendungan alami ini biasanya terbentuk dari hasil longsoran berupa batu, tanah, dan kayu hasil penebangan liar sepanjang lereng. Kejadian longsor ini sangat dipengaruhi oleh keadaan geologi batuan/tanah pembentuk lereng, perpohonan dan kemiringan lereng.

Bendungan alami yang terbentuk karena longsor ini menyebabkan air hujan dan air yang turun dari lereng-lereng perbukitan tertampung di atas sehingga terbentuk danau atau tampungan air dalam jumlah besar. Kian hari air yang terbendung tersebut bertambah banyak dan ketika bendungan alami tadi tidak sanggup lagi menahan jumlah air tersebut maka bendungan tersebut akan rusak. Rusaknya bendungan alami ini menyebabkan tertumpahnya air sekian banyak dan mengalir melalui lembah dan aliran sungai lama serta menghantam segala yang ada di depannya. Faktor-faktor penyebab terjadinya tanah longsor dapat dilihat pada gambar 1 di atas.
Melihat proses kejadiannya, banjir bandang ini tidak bisa di kategorikan sebagai bencana hidrologi murni melainkan bencana geologi karena ada proses geologi berupa tanah longsor sebagai penyebab utama terbentuknya bendungan alami.
Banjir Bandang Padang (24 Juli 2012)
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, banjir bandang Padang terjadi pada hari Selasa (24/7) pukul 18.30 wib yang diawali hujan deras di hulu sungai sejak pukul 16.30 wib sampai pada pukul 23.00 wib curah hujan masih tinggi. Daerah yang terlanda banjir bandang meliputi daerah: Ilir Sungai Lubuk Kilangan sampai ke Ujung Tanah, Sungai Kurao Pagang, terendamnya Perumahan di Banda Gadang Gunung Pangilun dan Bantaran Hulu sampai Hilir Sungai Batang Kuranji meliputi daerah Limau Manis, Kuranji, Siteba.

Pada Gambar di atas terlihat jelas bentuk lembah-lembah yang membentuk aliran sungai di atas kota Padang. Di sepanjang lembah-lembah tersebut sangat dimungkinkan terjadinya longsor yang membentuk bendungan alami. Banyaknya bongkahan kayu yang terbawa oleh banjir bandang ini mengindikasi adanya penebangan pohon di kawasan lereng yang menjadi penyebab terjadinya longsor. Garis merah putus menunjukkan dugaan genangan banjir bandang. Banjir bandang tersebut juga terjadi setelah adanya hujan selama 6 Jam dan ini mengindikasikan bahwa bendungan dan danau alami sudah ada sejak lama di atas sekitar lembah-lembah permukitan. Hujan 6 Jam ini hanya sedikit menambah jumlah volume air tampungan namun mempunyai andil besar dalam mengerus bendungan alami sehingga jebol dan terjadilah banjir bandang.

Read more: http://www.ibnurusydy.com/memahami-banjir-bandang/#ixzz22i4cOrxu

Tidak ada komentar: